Contoh Surat Pribadi ke Pada Guru
Surat Pribadi ke Pada Guru
Salam sejahtera penuh hormat ibu Luna’ku’. Bagaimanakah berita ibu
serta keluarga...? Semoga senantiasa dalam kondisi baik baik di sana.
Amin.
Sesungguhnya saya telah lama mau menuliskan surat ini pada Ibu, namun maaf baru saat ini Ibu dapat membacanya. Saya ingin Ibu yang cantik masih tetap mengetahui saya. Ibu pasti masih tetap ingat dengan Faisal, Adist, serta Lady bukan? Dahulu saya satu kelas dengan mereka. Saya dahulu di panggil Inul, anak yang sukai pergi terlambat serta tidur waktu pelajaran itu Bu.
Sesungguhnya saya telah lama mau menuliskan surat ini pada Ibu, namun maaf baru saat ini Ibu dapat membacanya. Saya ingin Ibu yang cantik masih tetap mengetahui saya. Ibu pasti masih tetap ingat dengan Faisal, Adist, serta Lady bukan? Dahulu saya satu kelas dengan mereka. Saya dahulu di panggil Inul, anak yang sukai pergi terlambat serta tidur waktu pelajaran itu Bu.
Tahukah Ibu? “Disiplin,
semangat, sugesti positif, serta selalu membaca yaitu kunci sukses”.
Kalimat itu yaitu wiseword dari Bu. Inem dahulu yang senantiasa saya
pegang serta sudah mengantarkan saya jadi seperti yang saat ini. Terima
kasih ibu, terima kasih banyak. Walaupun kata terimakasih akan tidak
cukup untuk semua yang sudah Ibu berikanlah pada kami, namun inilah
argumen paling utama saya menulis surat ini. Sekali lagi terimakasih
Ibu, atas seluruhnya pekerjaan berat yang pernah ibu berikanlah.
Seluruhnya meninggalkan masa lalu indah yang masih tetap teringat terang
dalam diri saya. Ibu sudah bikin saat SMK saya demikian bermakna, saat
terindah dalam kehidupan. Dari mulai pekerjaan seminar bedah novel,
bagaimanakah perjuangan kami untuk menghadirkan yang paling baik pada
seluruhnya. Kami membedah Novel Pada Suatu Kapal waktu itu.
Saya ingat benar saat
itu kami merampungkan makalah seminar disekolah hingga adzan maghrib,
bahkan juga dikarenakan makalah itu saya serta fitriani berkelahi
lantaran semasing raga yang sudah capek selalu berdiskusi serta beradu
alasan untuk makalah kami. Hingga pada akhir tenaga saya tidak dapat
lagi melindungi kesabaran hati, serta keluarkan kalimat yang menyinggung
perasaannya. Saya betul-betul terasa bersalah saat itu. Namun
selanjutnya, BERHASIL! Kami sukses merampungkannya sesuai sama gagasan,
terlebih saya jadi pembaca indah paling baik serta Ibu memberi ekspresi
kenikmatan yang sangatlah membahagiakan. Ibu tak pernah menjatuhkan
siswa, ibu senantiasa menghormati penuh usaha kami. Ibu tahu apa ingin
kami. Ibu yaitu guru paling hebat selama hidup.
Lantas pekerjaan
musikalisasi puisi juga tak kalah terkesan. Saya satu grup dengan dengan
Dita, Febri, Susi, serta Samsul. Walaupun Ibu tak demikian menuntut
kami untuk berlaga seperti profesional, namun pasti kami akan tidak
menghadirkan hasil yang cuma sembarangan. Bahkan juga tidak
tanggung-tanggung kami berlatih membaca puisi hingga jam sembilan malam.
Saat berlatih itu, saya belum makan dari rumah, alhasil perut sayapun
sakit hingga saya tidak dapat berdiri dengan tegak.
Namun tak tahu kenapa
saya demikian menikmatinya, mungkin saja lantaran telah tertutup oleh
kesenangan saya yang besar sudah merampungkan latihan malam itu. Sesudah
latihan selesai, saya pulang dengan mengucap sukur selama jalan menuju
rumah. Sungguh terlampau bernilai tidak untuk diingat, hingga dengarkan
kembali lagu yang dahulu kami buat jadi pengiring untuk puisi kami saja
saya telah terasa terharu lantaran mengingatkan saya bakal momen itu
serta tak tahu kenapa saya terasa bangga pernah merasakannya.
Tugas-tugas dari Ibu yang lain seperti esai serta resensi buku nyatanya otomatis sudah melatih kami untuk menyiapkan diri melakukan kuliah yang demikian semakin banyak pekerjaan serta tuntutan. Trimakasih, karena seluruhnya tugas-tugas yang Ibu serta guru-guru lain berikanlah, kami jadi manusia yang senantiasa berupaya hingga senantiasa mandiri serta dapat menerjang persaingan kehidupan.
Oh iya ibu, yang juga
jadi tidak terlupakan saat SMK yaitu waktu saya serta rekan-rekan terasa
satu hati untuk berbarengan berhasil dalam Ujian Nasional, 90 hari
berbarengan kami berjuang melakukan beragam jenis TUC. Tiap-tiap hasil
TUC diberikan ada saja rekan kami yang menangis bila nilainya tidak
memuaskan. Itu yaitu situasi persaingan yang nyatanya bikin kangen serta
mau mengulanginya.
Terlebih untuk masalah
masuk perguruan tinggi. Seumur hidup saya, tersebut pertama kalinya saya
rasakan persaingan yang sebenarnya. Dahulu, waktu peserta SNMPTN jalur
undangan diumumkan, tanggal 14 Agustus 2014 tepatnya, semestinya saat
itu saya juga menangis. Bagaimanakah tak Bu? Seluruhnya ketetapan
beralih serta mentakdirkanku untuk jadi satu diantara anak yang harus
mesti ikuti SNMPTN jalur catat yang populer susah ditangani.
Dengan beragam tuntutan
dari pihak sekolah, orangtua, serta lingkungan alhamdulillah saya tak
terasa tertekan serta stress. Pada akhirnya tanggal 26 Mei 2014, saya
serta rekan-rekan satu angkatan dinyatakan lulus 100% dengan hasil yang
demikian memuaskan. Seluruhnya tujuan dari sekolah terwujud. Betul-betul
akhir yang mengasyikkan dari narasi panjang kami di SMK, serta yang
paling membanggakan yaitu saat saya di terima SNMPTN pilihan pertama.
Pendidikan Kedokteran Unsoed.
Sungguh ini yaitu suatu
keajaiban takdir dari Yang Maha Kuasa. Sebelum saat pengumuman itu saya
buka, Bapak saya berkata, bahwasanya kita hidup hanya hindari takdir
yang lain supaya menuju ke satu takdir yang sesungguhnya. Bila memanglah
Kedokteran yaitu takdirku jadi semua usaha yang saya kerjakan juga
bakal membawa saya menuju takdir itu. Seperti makna dari nama saya
‘Destiningsih’ yakni takdir dari Yang Maha Pengasih. Sayapun menuju ke
universitas Kampus Soedirman serta begitupun anak yang lain IPA-5 yang,
dari mulai adist, novan, alfi, arum, citra, chandra, carollina, della,
silia, hingga siti, seluruhnya juga berhasil mencapi takdir semasing.
Kamipun berpisah, untuk nanti bersua lagi dengan membawa saat depannya
semasing. Trimakasih atas semua doa dari ayah ibu guru, saat ini dada
saya betul-betul telah terasa sesak mau bersua kembali dengan Ibu serta
Guru-guru lain
Pertama kali menginjakan
kaki di Unsoed saya terasa telah bersahabat dengan lingkungan serta
bangunan universitas di sana. Mungkin saja Inilah takdir. Di sekolah
saya yang baru ini, saya memperoleh rekan-rekan yang sama sebaiknya
dengan rekan-rekan di SMK. Dengan bekal yang didapatkan oleh Ibu serta
Guru-guru SMK dahulu, saya dapat melakukan kuliah dengan baik, serta
lulus dengan IP nyaris prima. Saat ini saya telah diletakkan bekerja di
RSUD Purwokerto dan tinggal serta buka praktik di sini juga.
Ditempat saya bekerja ini, saya bersua dengan seseorang lelaki rupawan serta baik akhlaknya. Saya betul-betul sudah ‘kejatuhan cinta’
olehnya. Alhamdulillah saat ini ia jadi jodoh saya. Saat ini hidup saya
betul-betul prima Bu, lantaran barusan saya dikaruniai putra ke-2 kami
yang demikian menggemaskan. Bila telah besar kelak juga bakal
kuperkenalkan dengan Ibu. Mungkin saja cuma itu yang dapat saya
ceritakan, lantaran dari tadi saya telah terlampau panjang berbicara
hingga Ibu jadi jemu membacanya, kurang bijak terasa bila saya
lanjutkan. Trimakasih Ibu telah membaca surat ini, suka sekali dapat
sharing narasi dengan Ibu. Saya mohon maaf apabila ada banyak salah kata
yg tidak sudi dihati Ibu. Sampai jumpa di lustrum bln. depan Ibu.
Wss. wr. wb
Wss. wr. wb
Comments
Post a Comment